Selasa, 17 Mei 2016

Bali

Lima hari, 11 Mei sampai dengan 15 Mei 2016, kami melakukan studi lapangan di Pulau Bali. Kami merancang empat bidang pengamatan yaitu Studi Sosisologis di Desa Adat Panglipuran, Studi Industri di Pusat Batik Galuh, Studi Pariwisata di Pantai Melasti dan Benoa serta studi Historis di Bali Cultural Centre (BCC) di Gianyar Bali. Sebenarnya praktis hanya tiga hari kami bisa melakukan pengamatan dan membuat arsip materi studi, yang dua hari habis dalam perjalanan dari sekolah kami ke obyek studi di Pulau Bali pergi - pulang.
Olah data kami lakukan setelah berkumpul dan kembali ke Kampus. Benar-benar praktek, kalau biasanya kami menulis dan memahami statistik di dalam ruang kelas kini kami harus menyiapkan mulai dari materi awal, mengoreksi, menemui guru pembimbing kami, mendesain ulang dan finishing. Jadi kami betul-betul bekerja dengan sepenuh hati mengerahkan semua potensi IQ dan  Adversity Quotient (AQ) agar kami terampil dan tidak gampang mengeluh.
Praktis kalau dalam kelas kami hanya menguji IQ atau Knowing tapi tanpa Being atau Mau dan tidak mau melakukan perbuatan. Kami tidak bisa belajar menyeberang jalan melalui Zebra Cross di dalam kelas tapi kami tahu kalau mau menyeberang jalan raya carilah Zebra Cross atau Jembatan Penyeberangan. Masalahnya setelah kami tahu, mau melakukan apa tidak?. Hal seperti ini (Being) kami pelajari langsung praktek di lapangan.
Inilah beberapa foto ketika kami disana:

Rombongan kami
Melihat Nanusin traditional coconut oil processing
Di pelataran Pura Ulundanu, Bedugul
 Mrs.Sulis, guru bahasa kami sedang talking around




Sederhana saja yang penting hepi
Jalan utama desa adat Panglipuran
Di panggung pertunjukan BCC
Guru pendamping kami didepan monumen Bom Bali, Legian, Kuta
Relax setelah sibuk seharian
Matahari terbit dilihat dari puncak Paradise Hotel
Sarapan sebelum ke lapangan
Sudah selesai siap berangkat
Unjuk muka dulu di depan kamera
Setelah lama berbicara akhirnya kami foto bersama

With another lady, No Comment







Ces't la vie!

3 komentar: